Kangmabrur.com | Cari cara membuat tuak Tuban? Mungkin judul ini sudah kawakan dan tidak asing lagi di telinga Anda. Mungkin juga Anda telah mengetahuinya dari cerita-cerita orang lain. Tapi apakah benar begitu? Ada yang beranggapan jika Tuak Tuban merupakan fermentasi dari Legen, Ada yang beranggapan jika Tuak Tuban dibuat dari getah atau cairan dari buah Siwalan. Ada juga yang lain. Lalu, mana yang benar? Jawabannya setelah Anda baca penjelasan dibawah ini.
Tuban memang sangat terkenal dengan Tuak-nya. Jika warga asli Tuban menyebutnya dengan “Toak”. Sampai-sampai Tuban dulu (mungkin sampai sekarang) punya julukan sebagai “Kota Toak”. Julukan itu tentu masih melekat, sampai akhirnya di tahun 2012 diganti dengan julukan “Bumi Wali” oleh bupati Fathul Huda.
Tujuan digantinya julukan ini sebenarnya ingin memberikan citra baru pada kabupaten Tuban. Mengapa? Karena Tuak seringkali diidentikkan dengan hal-hal yang negatif. Seperti halnya minuman haram dan lain-lain.
Namun, pada kenyataanya Tuak Tuban masih beredar sampai saat ini. Apakah Tuak Tuban tergolong minuman ilegal? Tentu tidak! Jangan khawatir.
Tuak Tuban, berdasarkan penelitian para ahli hanya memiliki kandungan alkohol yang cukup rendah, yakni 4 %. Kandungan alkohol Tuak ini pun tidak termasuk dalam klasifikasi minuman beralkohol yang diatur dalam Perda Nomor 5 tahun 2004 tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Penjualan minuman beralkohol.
Selain itu, peredaran Tuak Tuban ini juga didukung oleh DPRD Tuban yang memperbolehkan minuman ini tetap lestari dan diberikan kebebasan untuk proses produksinya ataupun penjualannya.
Nah, karena alasan itu tradisi minum Tuak masih menjadi tradisi sampai saat ini. Terlepas dari anggapan negatif atau positifnya, Tuak masih dapat Anda temukan di beberapa kecamatan di Tuban. seperti di Kecamatan Semanding, Palang, Kerek, Plumpang, dan masih ada di beberapa daerah yang menjualnya.
Atau jika Anda ingin minum Tuak di tempat dan sambil bersantai menikmati indahnya pemandangan, Anda juga bisa mengunjunginya di “Warung Toak” (Warto). Mengapa saya bilang sambil menikmati pemandangan? Karena keberadaan Warto ini biasanya didaerah pedalaman desa, mungkin jika Anda belum pernah ke Tuban tentu akan kesulitan mencarinya.
Apa itu Tuak?
Dari tadi ngomongin panjang lebar soal Tuak, tapi Anda tahu ga sih pengertian dan asal-usulnya Tuak?
Tuak atau jika dalam bahasa Tubannya Toak merupakan salah satu minuman tradisional hasil fermentasi cairan yang keluar dari Wolo. Apa lagi itu Wolo? Wolo adalah sebutan untuk bunga Lontar atau yang lebih dikenal dengan pohon siwalan.
Lontar (pohon siwalan) atau warga Tuban lebih menyebutnya Bogor merupakan salah satu jenis tumbuhan palma yang daunnya seperti kipas yang tumbuh didaerah kering, seperti di Madura,Tuban, Bali, dan NTT. Tinggi Lontar dapat mencapai 30 meter.
Perlu Anda ketahui sebelumnya, jika ada dua macam bunga yang dihasilkan dari Lontar (bunga majemuk). Pertama, bunga jenis jantan yang berbentuk tongkol akan diproses sedemikian rupa sampai menghasilkan Legen dan Tuak. Sedangkan yang kedua jenis betina bisa menjadi Ental (Siwalan).
Jadi, keduanya adalah hasil produk yang berbeda. Toak tidak bisa dibuat dengan menggunakan Ental.
Dari pohon siwalan (warga Tuban menyebutnya pohon Bogor) inilah yang pada nantinya akan menghasilkan Toak.
Pengertian Tuak dalam bahasa yang lebih kerennya bisa Anda pahami dari penjelasan Ristiarini dkk (2000) sebagai berikut;
“Nira Siwalan in the liquid by-product of naturally fermented of Siwalan (Borassus sundaicus) has high sugar content with essential micronutrients that is ideal in condition and composition for microbial growth”
Nah, jadi begitu. Sampai sini paham? Saya yakin belum hehe
Kalau dalam bahasa Indonesia-nya begini kira-kira; “Nira Siwalan adalah cairan yang dihasilkan oleh fermentasi alami dari Siwalan (Borassus sundaicus) yang mempunyai kadar gula tinggi dan micronutien essensial yang sangat ideal dalam hal kondisi dan komposisi untuk pertumbuhan mikroba”
Bagaimana Proses atau Cara Membuat Tuak Tuban?
Proses membuat Tuak Tuban berawal dari pemilihan pohon Bogor yang sudah layak untuk dijadikan sumber Tuak. Biasanya, Bogor yang sudah layak ini berumur lebih dari 15 tahunan keatas. Ada pula yang berumur 20 tahun lebih.
Berdasarkan keterangan dari petani Tuak, tinggi Bogor juga mempengaruhi volume Tuak yang dihasilkan. Artinya, semakin tinggi pohon Bogor, akan semakin menghasilkan banyak Tuak.
Setelah memilih Bogor yang sesuai dengan kriteria ini, petani Tuak Tuban langsung membuat jalan pemanjatan. Jalan pemanjatan ini disebut dengan Tatar. Penataran ini dilakukan dengan melubangi dahan pohon Bogor.
Tatar ini dijadikan pijakan petani Tuak saat memanjat (menek). Namun, saat ini ada beberapa petani yang lebih menggunakan bantuan bambu yang dibentuk seperti tangga. Alasan penggunaan bambu ini untuk mempermudah proses pemanjatan dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Nah, setelah proses pemilihan pohon dan pembuatan Tatar, barulah petani mulai melakukan penyadapan Wolo untuk dihasilkan Tuak. Wolo masih tidak bisa menghasilkan Tuak begitu saja. Harus melalui proses-proses dibawah ini;
1. Proses Gathik
Wolo yang akan dijadikan Tuak harus di gathik terlebih dahulu, Gathik merupakan proses pemijatan Wolo. Biasanya, petani menggunakan bambu yang sudah dibentuk seperti gunting yang digunakan untuk menjepit Wolo. Tujuan dilakukannya pemijatan agar mempercepat keluarnya cairan nira yang keluar dari Wolo. Proses gathik ini kurang lebih sampai satu minggu, tergantung kualitas Wolo yang di proses.
2. Perendaman Wolo
Setelah digathik, Wolo direndam dengan air biasa selama 2 hari. Proses perendaman wolo ini dilakukan diatas Bogor. Artinya, tanpa memotong Wolo terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memancing cairan nira yang keluar dari wolo agar lebih deras. Selain itu, ini dilakukan untuk membersihkan wolo.
Perendaman ini dilakukan dengan menggunakan botol air mineral yang ujungnya telah disobek dan dibuat wadah air. Wolo kemudian dimasukkan kedalam botol yang telah berisi air itu. Selanjutnya, setelah 2 hari air tersebut dibuang.
3. Pengirisan Wolo
Proses cara membuat Tuak Tuban selanjutnya dilakukan dengan mengiris wolo. Wolo akan diiris tipis-tipis seperti uang logam
Setelah wolo diiris tipis-tipis, kemudian cairan nira yang keluar akan diwadahi bethek yang sudah dibuat sebelumnya. Bethek ini berbentuk seperti tabung yang panjangnya berkisar 50 cm – 70 cm. Bethek ini dibuat dari bambu yang telah dipotong menyesuaikan sekatnya.
Namun, saat ini banyak juga petani Tuak Tuban yang menggunakan pipa yang berukuran 2,5 dim-3 dim sebagai alternatifnya. Dengan bentuk yang masih sama, salah satu sisinya terbuka dan satunya tertutup.
4. Pembibitan Tuak
Cairan nira yang keluar tidak akan jadi Tuak tanpa dilakukan pembibitan Tuak sebelumnya. Inilah kunci dari proses membuat Tuak Tuban. Untuk menghasilkan Tuak, bethek terlebih dulu diisi dengan bibit Tuak. Bibit Tuak ini adalah Tuak yang sudah jadi. Biasanya bibit ini dicampurkan dengan takaran beberapa mili saja.
Setelah itu, cairan nira yang keluar akan secara otomatis mengalami fermentasi dengan bibit yang sudah dicampurkan tadi, dan akan menghasilkan Tuak. Karena tanpa pembibitan Tuak, cairan nira yang keluar hanya akan menjadi Legen.
Rasa Tuak yang dihasilkan ini pun tergantung dengan babakan (ramuan) yang dicampurkannya. Babakan atau jatu yang dicampurkan biasanya menggunakan sepet (sabut kelapa) atau kulit buat juwet. Ada pula yang menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu.
Namun, hasil Tuak yang keluar pertama biasanya lebih sering dibuang, karena rasanya masih belum sempurna. Dan hasil Tuak selanjutnya barulah siap dikonsumsi ataupun dijual.
Nah, inilah proses pembuatan Tuak Tuban yang mungkin belum Anda ketahui.
Tuak Tuban biasanya di ambil petani dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Dalam satu harinya, satu pohon Bogor dapat menghasilkan 5-7 liter, sesuai dengan kualitas Bogor.
Berapa Harga Tuak Tuban?
Tuak Tuban yang asli dijual dengan harga Rp15.000 saja perbotol ukuran 1,4 liter. Harga ini jika Anda langsung membelinya di petani Tuban. Nah, lalu untuk legen hanya mencapai Rp 10.000 saja.
Namun, Tuak ini juga ternyata punya musim. Pada musim kemarau, Tuak dapat lebih banyak. Berbeda dengan waktu musim penghujan yang sedikit mengalami penurunan produksi. Jadi, jika Anda ingin membeli Tuak pada musim penghujan mungkin terbatas, kecuali Anda mempunyai kenalan petani Tuak sendiri.
Saat ini, Tuak masih bisa Anda dapatkan sepanjang jalan Babat- Tuban, khususnya di dusun Widengan, Desa Gedongombo, Tuban, disana banyak sekali yang menjualnya. Tetapi tetap perhatikan keaslian Tuak Tuban. Karena banyaknya Tuak Tuban yang beredar tentu Anda harus lebih hati-hati untuk memilihnya, jika memang ingin merasakan keaslian Tuak Tuban ini.
Berapa Lama Daya Tahan Tuak Tuban?
Sayangnya, Tuak Tuban yang asli tidak dapat bertahan lama, hanya berkisar 24 jam saja. Setelah itu, rasa yang dihasilkan Tuak Tuban sudah berbeda. Jadi, untuk merasakan sensasi kesegaran Tuak Tuban ini Anda harus berusaha lebih ekstra keras mendapatkannya.
Oke, sekian dulu penjelasannya proses membuat Tuak Tuban, jika Anda ingin mencicipi Tuak Tuban tentu sangat diperbolehkan, tidak masalah asal tidak berlebihan. Lestarikan Tuak Tuban!